Rabu, 11 Mei 2011

Kesedihan


Kematian kakek

Saya akan menceritakan tentang meninggalnya kakek dari ibu saya. Sewaktu kakek saya sakit parah, dia dirawat dirumah sakit di kota Medan cukup lama sebelum akhirnya meninggal dunia dini hari sekitar jam 5.00. pada saat itu saya sedang tidur dan terbangun ketika mendengar ibu saya menangis, kedua kakak saya ternyata sudah mendahului saya menemui ibu saya yang sedang menangis dengan dirangkul ayah saya yang juga menangis. Ketika saya menemui ibu saya, saya bingung karena melihat ibu saya yang sedang menangis tersedu-sedu sambil menyebut-nyebut kata “bapa”. Ketika semua keluarga sudah berkumpul, lalu ibu saya berkata bahwa kakek saya baru meninggal dunia. Saya kaget mendengar hal itu dan tanpa membutuhkan waktu yang lama saya juga mulai menangis dalam diam. Kalau tidak salah, hari itu hari Minggu sehingga saya
bisa melihat saudara-saudara saya berkumpul dirumah saya pagi harinya. Banyak sekali saudara-saudara saya disekitar rumah saya yang datang kerumah saya untuk menyemangati ibu saya dan memeluk dia agar bisa tabah. Saudara-saudara saya yang ada disekitar rumah saya juga ikut sedih karena mereka juga dekat dengan kakek saya. Semasa hidupnya kakek saya setiap setahun sekali pasti datang keJakarta untuk menemui anak-anaknya yang tinggal diJakarta. Setiap seminggu sekali kakek saya selalu pindah-pindah tempat untuk menemui anak-anaknya yang lain. Kakek saya juga terkenal dengan keramahannya kepada orang lain, dehingga ia bisa cepat akrab dengan orang sekitar. Jadi ketika mendengar kakek saya meninggal banyak yang sedih dan datang kerumah. Saudara-saudara saya yang tinggal diJakarta setelah mengetahui kakek saya meninggal langsung berkumpul dirumah saya untuk bersama-sama pulang kampung. Semua sudah berkumpul kecuali adik ibu saya yang paling kecil. Dia langsung ditelpon untuk datang kerumah saya. Setibanya dirumah, dia keliatan kebingungan karena dia belum mengetahui kakek saya meninggal. Setelah dia sampai baru dia diberitahu bahwa kakek saya telah meninggal. Mendengar hal itu dia menangis sejadi-jadinya, karena sebentar lagi dia akan menikah dengan calon isterinya, hal itulah yang paling ditunggu-tunggu kakek saya karena tinggal paman saya itulah yang belum menikah. Saudara saya yang lain menuggu paman saya itu menangis sampai ia tenang sambil menuggu kabar tiket pesawat yang langsung dipesan hari itu juga. Setelah semua beres, mereka langsung pergi ke kampung halaman untuk berdoa dan mengantar kakek saya kehadapan Tuhan. Waktu itu saya tidak dapat ikut kekampung untuk melihat kakek saya untuk yang terakhir kalinya karena sewaktu itu saya kelas 3 SMP yang sebentar lagi mau mengikuti UAN. Sehingga saya hanya dapat berdoa dirumah saya agar kakek saya diterima di sisi-Nya.

0 komentar:

Posting Komentar